Terlambatkah Aku MencintaiMu?

by - 7/26/2013

Sesalku begitu mencintaiMu sekarang.

19 tahun. Sudah cukup tua umurku saat ini. Dan di umur inilah, di umur inilah aku sesungguhnya lahir kembali, menjadi pribadi yang berbeda, menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

  Terlahir bukan dari keluarga muslim yang begitu dekat dengan Allah. Aku bersyukur, telah lahir sebagai muslimah. Alhamdulillah. Anak kecil ini tumbuh normal seperti kebanyakan, tumbuh cantik ala kadarnya. Hidup normal tanpa background Islam yang begitu mendalam.

Sholatku jarang.
Sholat sepenuhnya aku pelajari dari guru ngajiku di TPQ, dari gerakan dan bacaanya. Selebihnya aku belajar dari buku.  Aku tak tau kenapa orangtuaku begitu sibuk sampai lupa mengajarkan hal yang begitu eksak untuk ku kenal seumur hidupku, untuk hal yang akan ku lakukan tiap hari. Aku tau mereka sibuk mencari nasi untukku, sehingga aku harus mempelajari hal-hal seperti itu sendirian.
Sholat selalu ku jalani secara munfarid. Ayahku terlalu sibuk sampai tak bisa jadi imam untuk ibu dan aku. Semua sholat bergantian dan munfarid. Dan hal itulah yang mendasari aku malas untuk sholat. Kadang ibuku pun tidak mengingatkanku. Keadaan yang sangat berbeda dengan keadaan rumah sekarang Alhamdulillah, semoga istiqomah. Sedih rasanya kalau ingat bagian ini, aku tak bisa melanjutkan ceritanya : (.

Aku tak mengenal jilbab.
Tumbuh dengan agama yang pas-pasan dan kecintaan pada Tuhan yang pas-pasan juga pastinya. Aku melangkah menjemput fase remaja. Sholat sudah berjalan meski masih berlubang layaknya jalanan kota. Ngaji di TPQ masih berjalan sampai lulus sekolah menengah. Kemudian aku pindah ke luar kota, disana tak ada perubahan yang berarti, malahan jadi jarang ngaji lagi, hanya bisa ngaji sendiri tanpa tahsin. Aku bersyukur ilmu tajwidku tidak begitu jelek dan aku sudah bisa lepas. Di fase ini aku masih belum berjilbab. Tau hadistnya saja tidak. Aku tak tahu kalau memakai jilbab adalah wajib. Oh God why. Bagaimana aku berjilbab jikalau ibuku sendiri tidak mengajarkannya padaku? Aku tahu dari sini:
Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.33 : 59)


Berawal dari ikut ikutan.
Aku masih tanpa jilbab sampai kelas 2 SMK. Pada saat kelas tiga sudah ada niatan untuk ikut-ikut teman memakai benda penutup rambut itu. Tapi belum terealisasikan, belum penuh niat di hati ini. Meski sudah ku coba beberapa kali kala pergi makan keluar dengan sahabat terbaikku, niatku saat itu hanya menemaninya memakai kerudung, semua kerudung pun aku pinjam darinya. Karena seringnya pergi makan berdua dengan sahabatku ini akhirnya aku mulai iseng membeli kerudung, sedikit-demi sedikit, akhirnya aku punya beberapa yang bisa ku pakai hamper tiap hari.

Terpengaruh kul twit Ust Felix Siauw
Libur yang terlalu lama, lima bulan ini membuatku jadi maniak onlen. Semua social media hampir tiap hari ku buka, ku pandangi tak kenal bosan, ababil sekali aku kala itu. Hobi itulah yang membuatku gemar main twitter, dan kutemukan sebuah akun @FelixSiauw, ustad muallaf yang berdakwah via social media. Aku setia menunggu twit-twitnya setiap hari muncul, dan suatu ketika aku menemukan:
aku belum siap pake jilbab | kematian juga tidak akan nunggu kamu siap atau tidak dear”
Jleb! Dalem banget itu ngena pas kena hati yang rapuh ini. Dari sini aku mulai berfikir, kapan aku akan memulai menjemput hidayahku sendiri?
Pertanyaan masih ada dalam benak, bagaimana aku mau pake jilbab kalau saja aku masih punya pacar, kalau saja aku masih suka main kesana kemari, kalau saja aku masih tidak sholat tepat waktu. Bagaimana?
“pake jilbab tapi masih maksiyat gimana? | masih mending, kalo nggak pake jilbab dan maksiyat malah dosanya 2”
Itulah jawaban dari @FelixSiauw, dan itu menjawab pertanyaanku. Tapi bagaimana kalo perbaikin hatinya dulu aja? Baikin hatinya dulu nanti baru pake jilbab, pikirku.
“jilbabin dulu raganya, nanti hati dan perilaku yang akan menyesuaikan dengan jilbabnya. Jilbabin hati itu dimulai dari jilbabin raganya dulu”
Ya, benar ternyata, jika kita ingin menjilbabi hatimu, pertama yang harus kau lakukan adalah menjilbabi ragamu.
Dan beberapa kul twitnya lah yang membuat aku semakin ingin, dan semakin ingin mencintai benda ini.

Ku kibarkan niat dalam dada
Lulus sudah, kampus baru sudah menanti. PDKT (Pengenalan Dunia Kampus Telkom) sudah di depan mata. Aku sudah niat. Aku niat pake kerudung setelah ini. Dan sudah kujalani selama PDKT itu. Kena teguran karena kerudung kurang sejengkal dari bahu pun pernah, teguran karena memperbaiki kerudung di sembarang tempat pun pernah. Dan bandelnya aku tidak menggunakan ciput topi yang diwajibkan dipakai saat PDKT, tapi aku lolos untuk ini.
Lima hari PDKT itu memaksaku melihat bidadari-bidadari surga yang berperan sebagai DMT yang mampir ke kampus ini. Mereka yang dibalut rapi oleh kain putih sampai menutupi lengan, membungkus keindahan yang mereka punya. Selembar kain lebar yang menutupi badan mereka, berkibar ketika angin meledek jilbab indah itu. Berkibar dengan anggunnya di mataku, subhanallah anggunnya, wajah-wajah sejuk hadir di pelupuk.
Semakin dalam niatan ini untuk meniru mereka, tapi… suatu saat nanti.
Aku masih belum siap seperti mereka.

Mentoring adalah gerbang keislamanku
Aku sudah resmi jadi mahasiswa. Seragam sudah ku kenakan, dan kerudung sudah jadi hal yang wajib ku pakai sekarang, aku sudah niatkan. Hanya saja aku akui, kerudungku masih nggantung, tidak menutupi dada, masih seperti kebanyakan mahasiswi berkerudung di kampus ini.
Datanglah mentoring, kegiatan belajar agama dengan mentor yang sudah disiapkan oleh BM (Badan Mentoring IT Telkom). Kami sekelompok semua muslim dalam 1 kelas yang berjumlah 10 orang. Kami dibimbing oleh Kak Lia Harahap, kaka cantik yang sabar dan lembut. Orang medan yang lembut. Mentoring kami lakukan seminggu sekali pertemuan untuk membahas materi tertentu, bahkan hanya untuk curhat. Ku lihat kerudungnya terulur menutupi dada, cantiknya kaka ini, sejuk. Tapi aku masih saja belum siap untuk mencontohnya. Belum : (.

Jika kau ingin manis, jangan jauh-jauh dari gula
Peribahasa ini sedikit banyak mirip dengan yang ku miliki. Bermodal iseng-iseng ku daftarkan diriku untuk jadi panitia SIA (Syiar Idul Adha) di kampus. Coba-coba saja awalnya. Wawancaraku oleh Kak Riri, kakak yang ku kenal lebih jauh di masa depanku. Darinya aku belajar. Ku pandangi kerudungnya yang terulur dengan anggun, tutur sapanya yang lembut, tawanya yang tidak berlebihan, dan manset yang setengah menutupi telapak tangannya. Adem banget ngeliatnya. Dia bertanya kenapa aku mau masuk panitia ini, dan ku jawab dengan curhatan akan ketertarikanku dengan Islam, terutama dengan kerudung yang amat indah dipandang itu. Aku ingat saat aku bilang suatu saat aku ingin seperti itu, suatu saat…
Akhirnya aku keterima di panitia itu. Syuro dan Pleno sering diadakan. Pertemuan yang intens dengan kaka-kaka bidadari-surga ini membuatku berkaca. Betapa buruknya aku ini. Pakai kerudung aja masih nggantung gini. Biarlah, bukankah perubahan itu perlu waktu?



How about punuk unta?
Perubahan itu perlu waktu? Ya, tapi perubahan itu sekarang, bukan nanti, bukan besok. Satu ilmu lagi yang ku dapat dari kepanitiaan dan mentoringku adalah sebuah hadist yang semakin kuat mengajak hati ini
Nabi saw: “Ada 2 golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat. [1]……[2] wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak lenggok, mengundang kemaksiatan, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita itu tidak masuk surge dan juga tidak mencium bau surga, padahal bau surga sudah tercium dalam jarak sekian dan sekian". (HR Muslim)
Karena saat itu rambutku masih lumayan panjang dan sulit untuk di kendalikan apabila tidak diikat, akhirnya aku menjadi bagian dari manusia dalam hadist itu. Ya, punuk unta. Satu hal yang sangat familiar di Indonesia ini. Ikatan rambut yang sedikit menonjol di bagian belakang kepala.

from google
Hati bergejolak, jadi itu tidak boleh? Oke aku tidak akan seperti itu lagi, pikirku. Tapi kemarin aku dapat satu sumber yang mengatakan bahwa, punuk unta yang digunakan karena tidak sengaja untuk mencari laki-laki untuk menyukainya, dan punuk unta yang terbuat dari rambut asli karena dilemma rambut panjang itu tidak masalah, silahkan bisa disimak disini 
 
“Yang dimaksud punuk unta disini adalah sesuatu yang terbuat dari kain atau lainnya yang bukan rambut asli, yang membentuk gundukan di atas kepala untuk menarik penglihatan laki-laki supaya terlihat indah”, menurutku intinya itu sih. Wallahu bisshawab.
Tapi sudah kutekadkan, aku tak mau menggunakan sesuatu yang meragukan. Bukanlah ada hadist yang berkata “tinggalkanlah hal-hal yang meragukan?”

Kenapa harus menutup dada?
Pertanyaan dalam benak kecilku, kerudung kenapa harus menutupi dada sih? Bukankah yang penting menutupi rambut dan leher?
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita... (QS an-Nur [24]: 31)
 Dan ayat ini menjelaskan semuanya, semuanya. Bukalah hatimu, apakah kau ingin terlihat cantik di depan manusia seperti ini?
jaman SMK
Atau kau ingin sejuk di pandang karena kehormatanmu terlindungi seperti ini?
hjab alila
Lebih adem yang mana buat dipandang? Apakah masih mau mengingkari ayat-ayat Allah?

Kerudung double? Siapa takut
Sejak lulus SMK aku mulai sedikit demi sedikit memiliki paris bermacam warna. Dari yang gelap sampai yang terang. Dan disinilah dilemma datang. Kerudung paris tidaklah tebal, aku tahu. Tapi bukankah normalnya pakai kerudung itu ya satu lembar saja? Ketika kuliah, aku melihat kaka-kaka bidadari surga mendobel kerudung parisnya. Buat apa?, pikirku. Setelah aku piker ternyata kerudung ini terlalu tipis, kerudung ini bisa menerawang sehingga rambut bahkan leher bisa terlihat, apalagi aku kuliah dan duduk di barisan depan, apa kabar dunia kalau leher dari belakang terlihat oleh mahasiswa? Bukankah berdosa?
Muncullah ide dimana aku ingin meniru kaka-kaka bidadari surga, tapi hatiku masih enggan, panas pasti. Aku tak mau aneh-aneh. Lagi-lagi pertemuan yang intens dengan kaka-kaka bidadari surga itulah yang akhirnya membunuh setan dalam hati ini, dan mulai menumbuhkan keberanianku. Entah ini karunia Allah yang selalu membuatku bertemu dengan kaka-kaka kerudung lebar, dimanapun. Oh Allah.
Aku mencoba pertama kali di malam hari aku masih ingat. Aku  dulu pernah mencobanya dan tidak merasa cocok, namun kali ini aku ingin mencoba untuk kedua kalinya, mudah-mudahan bisa. Dan mulai ku ambil dua lembar kerudung berbeda warna, ku tumpuk dengan warna gelap di bagian luar, dank u kenakan pada wajahku. Subhanallah, nyaman sekali ternyata. Nyaman sekali memakai ini ya Allah.
Tiba-tiba temanku datang.
“kamu sih lagi ngapain lis kerudungan kaya gitu?”
“engga, lagi pingin nyobain aja enak apa enggak hehe, aneh nggak?”
“ya enggak sih, berani ke kampus kaya gitu?”
“enggak kayanya nggak berani”, jawabku sedih.

Perlu keberanian untuk berubah, bukan hanya waktu
Kuliah pagi harus ku jalani hari ini, dan seperti biasa aku selalu bingung memilih warna kerudungku. Aku kenakan seperti biasanya, sudah menutupi dada, tapi aku masih menggunakan satu lembar paris. Ku ambil tasku dan pakai kaos kaki. Wait…hatiku mulai perang lagi. Ku lucuti kerudungku dan aku ambil sebuah warna lagi, aku pakai seperti yang semalam aku praktekkan. Hari ini temanya pink keunguan. Ku sematkan jarum terakhir di pundak sebelah kiri, dan…aku siap.
Ku langkahkan kaki keluar kamar, dan ku dapati higia sedikit terhenyak dengan penampilanku sekarang, aku yakin dia kaget akhirnya aku berani. Aku diam saja, kalaupun dia komen yasudah, dan akhirnya kami berangkat.
Kelas sudah ramai mahasiswa, ku langkahkan kaki dengan sejuta percaya diri dan rasa tak peduliku untuk hari ini. Aku tak peduli apa kata teman-teman, aku tak peduli jikalau teman-teman memandangku aneh hari ini. Aku masuk dengan cepat dan ku lihat beberapa teman melihatku, entah tatapan senang atau aneh, tapi aku melihat ada orang yang menatap dengan senyumannya.
“jelek ya mi”
“engga mba, bagus kok”
Senyumku mengiringi hari itu.

Let’s Rock with rok
Lalalalaa, jilbab sudah ku benahi, semoga istiqomah. Sekarang ku lihat diriku di kaca. Dan suatu hari aku melihat ini.
from facebook
waaw, segitu detilnya Allah melindungi kami, makhluk ciptaan favoritNya ini. Dan aku tidak punya rok selain rok kampus! Nah, mulai bingung, setiap ngampus dan ada kegiatan kampus atau syuro (rapat) kepanitiaan tertentu aku selalu pakai rok kampus. Malu? Bodo. Aku bener-bener tidak memilikinya. Lama kelamaan benda longgar ini memberiku rasa nyaman, dan memberiku rasa tidak lagi menyukai jeans. Diawali dngan coba-coba untuk kesekian kalinya ini, aku membeli satu rok, kemudian beli lagi, lagi, lagi. Meski sesekali masih menggunakan celana apabila diperlukan aku tak apa, tapi aku lebih nyaman pakai rok sungguh. Rok tidak akan membatasimu bergerak kok, malah jadi lebih anggun menurutku hihi. Kan nggak mungkin kan misal ngebonceng naik motor selama 5 jam kamu pakai rok? Akhirnya pakai celana pun aku lakukan, walaupun ketika itu bertemu Kak Nina, dan malunya minta ampun karena melihatnya pakai rok nan anggun :(. Intinya, carilah titik nyamanmu. Saat kau butuh pakai rok, pakailah, kalau keadaan membutuhkanmu pakai celana, pakailah selama itu membuatmu nyaman. Semoga istiqomah amin.

Sholat jarang? Ayo berjuang!

Hidup itu pembelajaran sampai mati. Itu lah yang ada di dalam benakku saat ini. Aku takkan berhenti disini. Setiap detik adalah perubahan dan pembelajaran. Dari mulai sholat jarang, aku coba perbaiki satu persatu. Mungkin dari awal baca ini: 
Musibah bagi orang2 yg meningglkan Sholat:

SUBUH : ia akan disiksa selama 60 thn di Neraka

DHUHUR : dosanya seperti membunuh 1000 orang muslim
ASHAR : dosanya seperti orang yg meruntuhkan Ka'bah
MAGHRIB : dosanya sama seprti berzina dengan bapak & ibunya
ISYA : Allah tidak meridhoi ia hidup di bumi dan didesak agar mencari bumi lain

Nah, suatu hari aku pernah membaca ketika kau tidak sholat subuh, aura cantikmu hari itu hilang. Dan sugestiku beranggapan itu benar, dari situlah aku mulai memperbaiki tak malas untuk sholat subuh, alasan yang kocak memang kan :D. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Akhirnya 5 waktu selalu jadi ingatan, selalu ada rasa bersalah apabila ada satu yang terlewatkan. Subhanallah banget.

Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasullullah SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman : ”Aku dengan persangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berzdikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih sendang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian menemukan kembali perbekalanya di pada tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghapd kepada-Ku dengan berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim). - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2011/01/kita-berjalan-allah-berlari.html#sthash.pN5tsyt7.dpuf
Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasullullah SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman : ”Aku dengan persangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berzdikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih sendang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian menemukan kembali perbekalanya di pada tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghapd kepada-Ku dengan berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim). - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2011/01/kita-berjalan-allah-berlari.html#sthash.pN5tsyt7.dpuf
Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasullullah SAW bersabda : ”Allah SWT berfirman : ”Aku dengan persangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berzdikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih sendang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian menemukan kembali perbekalanya di pada tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghapd kepada-Ku dengan berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim). - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2011/01/kita-berjalan-allah-berlari.html#sthash.pN5tsyt7.dpuf


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Terbukti banget hadist di atas ke aku, subhanallah.


Sholat di ulur-ulur? penyakit mahasiswa

from google

"Tiada panggilan sepenting panggilan sholat". Ini juga yang membuat sedikit berfikir, kenapa kita masih saja main laptop, main hape, ngobrol, apabila Allah sudah memanggil untuk sholat? Sebegitu tidak pentingkah sholat itu?
Hal yang sulit untuk di bicarakan, tapi belum tentu sulit untuk dilaksanakan kan? Walau sungguh yang namanya istiqomah itu hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Mbah Utiku satu-satunya pernah bilang "Mau mendoan anget apa mendoan adem? Sholat juga gitu, pahalanya mau yang mana?" Deg! Oh mbah uti yang cantik, oke oke elis coba ya. Bismillah. Ini belum ada hasilnya, karena hal ini tidak akan ada hasilnya, semua tergantung mbak istiqomah, eh kitanya yang istiqomah maksudnya.


Bacalah Alquran setiap hari walau satu ayat


Gimana tilawahnya? Masih males? Ngga tau kalo males itu sifatnya setan?

Mbah utiku pernah bilang "Bacalah Alquran setiap hari walau satu ayat". Onlen setiap hari bisa tapi baca alquran enggak? Baca sms beratus-ratus tapi baca ayat Alquran seayat aja males? Seberapa berdebu Alqurannya? Ini bulan ramadhan kan, ayok kita khatamin Alqurannya shalihat.
http://islamic-art-and-quotes.tumblr.com
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]

Mau khatam Al-Qur’an di Bulan Ramadhan brpa kali ?

1x khatam,cukup baca 4 lembar tiap selesai shalat 5 waktu.
2x khatam,baca 8 lembar tiap selesai shalat 5 waktu.
3x khatam,baca 12 lembar tiap selesai.shalat 5 waktu. Dst.
Atau kalau sempat dalam setiap selesai shalat 5 waktu, baca 2 juz.
Semampu kita temans, karna ibadah bukan paksaan & kitalah yang akan menuai pahala sendiri di bulan penuh
berkah ini :)


Bagaimana Istiqomah?

Nah! Ini yang paling eksak nih. Gimana cara istiqomah? Gimana? Gimana? Gimana? Jawabannya adalah "believe". Percaya kalau kita bisa shalihat. Allah kan selalu merhatiin kita, Allah selalu ngebantu manusia yang mendekatkan diri padanya. Percaya dan yakin kita bisa, Omongan orang? Bodo amat. Biarin aja shalihat. Biarin, toh kita nggak rugi apa apa kan kalau pun jadi bahan pembicaraan? Yang pentingmah kita biasa aja. Keep calm and be istiqomah.
http://islamic-art-and-quotes.tumblr.com/page/2


MencintaiMu adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki. Ketenangan yang selalu hadir dalam setiap sujudku. Keharuman yang selalu ku hirup di rumahMu. Aku mencintainya. Aku mencintaiMu, dan diriku yang sekarang. Sungguh, tak ada ketenangan yang aku dapatkan selain dariMu. Tiada cinta yang tercurah seindah cintaMu. Terima kasih, terima kasih atas kesempatan menjadi orang-orang terpilih untuk semakin dekat denganMu. Maaf ini terlambat, panggillah orang lain untuk mengalami ini ya Allah, panggillah orang lain untuk menjemput hidayah mereka sendiri. Tanamkanlah pada hati orang-orang sedikit puzzle untuk mendekatimu, agar mereka bisa mencarinya sendiri. Dan tanamkanlah istiqomah kepada kita semua.


Oh Allah, entah apa yang harus aku katakan, I do love You. Thanks for the chance Allah.

from google



from google

 Be you. Find you. Be happy with that :)


You May Also Like

7 comments

  1. Replies
    1. hehehe, tapi masih naik turun gini imannya :(
      ya semoga makin banyak yang bisa menjemput hidayahnya sendiri-sendiri deh :)

      Delete
  2. senantiasa istiqomah dijalanNya iansyaalloh mendapat yang terbaik bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat "Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik"

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin :) terimakasih. Semoga Allah selalu meridhoi kita semua untuk semakin mendekat padaNya.

      Delete
  3. MasyaAllah bgs sekali, sangat menginspirasi. Semoga bisa istiqomah ya. Aminn ☺

    ReplyDelete
  4. MasyaAllah bgs sekali, sangat menginspirasi. Semoga bisa istiqomah ya. Aminn ☺

    ReplyDelete